TENTANG IM TELKOM
Institut Manajemen Telkom adalah perguruan tinggi yang didirikan pada tahun 1990 dengan nama MBA-Bandung oleh Yayasan Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Telkom (YPT). Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat akan pendidikan berkualitas, YPT selanjutnya mengembangkan MBA-Bandung menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Bisnis Telkom (STMB Telkom-thn 2005), dan pada saat ini berubah menjadi Institut Manajemen Telkom (IMT-thn 2008).
Sejak tahun 1990, IMT dikenal memiliki tradisi dan komitmen yang kuat untuk memberikan pendidikan berkualitas bagi segenap stakeholdernya. Sebagai perguruan tinggi yang lahir dan memiliki hubungan erat dengan industri telekomunikasi, IMT membangun identitasnya untuk menjadi perguruan tinggi yang memiliki warna Information & Comunication Technologi (ICT) dalam setiap program studinya. Dengan demikian, setiap lulusannya diharapkan memiliki intelektual yang akrab dengan ICT tersebut, dan mampu memenfaatkannya dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas kerjanya.
Untuk melengkapi setiap lulusan IMt menjadi pribadi yang tangguh dan diperhitungkan dalam lingkungan bisnis global saat ini, pendidikan IMT juga dikombinasikan dengan pengembangan kompetisi kewirausahaan (Enterpreneur skill), serta ditambah dengan kompetensi berbahasa asing (Transculture Communication skill).
PROGRAM STUDI IM TELKOM
Program studi di IMT diselenggarakan melalui pengembangan keilmuan dan pemantapan kompetensi lulusan IMT. Untuk menghasilkan lulusan yang baik dan memiliki kelebihan kompetensi lebih spesifik, IMT juga mendesain konsentrasi di bidang keilmuan pada setiap program studinya.
Program Strata 1 (S1)
-Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika
Sampai sekarang, program studi ini adalah yang pertama di indonesia
;Manajemen Bisnis Telekomunikasi & informatika (MBTI)
Lulusan memiliki kompetensi di bidang manajemen bisnis telekomunikasi & informatika, serta memiliki Enterpreneur skill untuk bisnis mandiri, dan keah lian di bidang ICT.
;Manajemen Bisnis Media Komunikasi (MBMK)
Lulusan memiliki kompetensi di bidang bisnis media komunikasi, jiwa enterpreneur tentunya dalam bidang tersebut yang di tunjang dengan keterampilan di bidang ICT.
-Desain Komunikasi Visual
;Technopreneurship
Lulusan memiliki kompetensi di bidang Desain Komunikasi Visual dalam pengembangan inovasi produk & bisnis pada industri terkait. Enterpreneur skill untuk berbisnis mandiri dengan keterampilan ICTnya.
;Multimedia Marketing
Lulusan memiliki kompetensi di bidang marketing multimedia, dengan pemanfaatan ICT. Serta memiliki Enterpreneur skill untuk berbisnis mandiri.
-Administrasi Niaga
;Business Administration
lulusan memiliki kompetensi dalam administrasi bisnis, termasuk di antaranya kemampuan di bidang perdagangan nasiaonal & internasional serta e-business dengan teknologi ICT saat ini.
;Modern Office Administration
Lulusan memiliki kompetensi dalam pengelolaan dan optimalisasi sarana dan prasarana perkantoran modern yang berbasis ICT. Lulusan akan mendapatkan sertifikat Microsoft Office Specialist (MOS).
Kamis, 27 November 2008
Ilmu Komunikasi
Komunikasi sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia.
Ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antar manusia.
Komunikasi itu adalah kemampuan alamiah setiap orang mengetahui apa komunikasi itu dan mampu melaksanakannya.
3 konseptualisasi komunikasi :
1. Sebagai satu arah
komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang kepada seseorang lainnya baik secara langsung maupun tak langsung
2. Sebagai Interaksi
- Menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab akibat yang arahnya bergantian.
- umpan balik a.k.a feedback
3. Sebagai Interaksi
Komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respon yang diamati.
Komponen - komponen komunikasi :
1. Komunikator yaitu pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.
2. Komunikan yaitu penerima
3. Encoding & decoding yaitu encoding = tindakan menghasilkan pesan, decoding = tindakan menerima pesan
4. Pesan ialah sepenggal simbol verbal maupun non verbal yang memodali perasaan, nilai, dan gagasan.
5. Media : alat untuk menyampaikan pesan.
6. Feedback / umpan balik : jawaban komunikasi atau pesan komunikator yang disampaikan kepadanya.
7. Noise atau gangguan
a. gangguan fisik
b. gangguan psikologis
c. gangguan semantik
8. Efek : apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut
9. Lingkungan / Konteks
a. fisik
b. Sosial psikologis
c. temporal
Ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antar manusia.
Komunikasi itu adalah kemampuan alamiah setiap orang mengetahui apa komunikasi itu dan mampu melaksanakannya.
3 konseptualisasi komunikasi :
1. Sebagai satu arah
komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang kepada seseorang lainnya baik secara langsung maupun tak langsung
2. Sebagai Interaksi
- Menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab akibat yang arahnya bergantian.
- umpan balik a.k.a feedback
3. Sebagai Interaksi
Komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respon yang diamati.
Komponen - komponen komunikasi :
1. Komunikator yaitu pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.
2. Komunikan yaitu penerima
3. Encoding & decoding yaitu encoding = tindakan menghasilkan pesan, decoding = tindakan menerima pesan
4. Pesan ialah sepenggal simbol verbal maupun non verbal yang memodali perasaan, nilai, dan gagasan.
5. Media : alat untuk menyampaikan pesan.
6. Feedback / umpan balik : jawaban komunikasi atau pesan komunikator yang disampaikan kepadanya.
7. Noise atau gangguan
a. gangguan fisik
b. gangguan psikologis
c. gangguan semantik
8. Efek : apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut
9. Lingkungan / Konteks
a. fisik
b. Sosial psikologis
c. temporal
Selasa, 25 November 2008
KECANDUAN INTERNET DAPAT MENGGANGU JIWA
Kecanduan narkoba atau minuman keras jelas harus diwaspadai . Tapi tidak banyak yang tahu bahwa kecanduan internet ternyata juga harus diwaspadai. Dr Jerald Block dari American Journal of Psychiatry baru-baru ini menulis bahwa para pecandu internet memenuhi kriteria untuk dianggap memiliki gangguan kejiwaan.
Menurut Jerald, kecanduan internet memiliki cakupan tiga hal: kecanduan judi, kecanduan pornografi, dan kecanduan komunikasi lewat teks atau chatting. Jenis kecanduan ini memiliki 4 komponen, yaitu kecanduan, penarikan diri, toleransi pada teknologi, dan adanya efek samping.
Para pecandu internet ini memiliki toleransi pada teknologi yang membuat mereka ingin selalu memiliki teknologi terbaru baik itu perangkat lunak maupun perangkat keras. Sedangkan sebagai efek samping, para pecandu ini akan terasing secara sosial dan mengalami tingkat kepenatan yang tinggi akibat duduk di depan komputer yang terlalu lama.
DISCOMGOOGOLATION, PENYAKIT KECANDUAN INTERNET
Berdasarkan studi yang dilakukan terus menerus, kini psikolog mengungkapkan sebuah penyakit baru terkait dengan perilaku kecanduan internet. Menurut studi, para penderita terindikasi ketergantungan internet ini menyandang 'penyakit' baru dengan istilah 'Discomgoogolation'.
Istilah ini didefinisikan sebagai perasaan stress dan kegelisahan saat tak bisa segera terhubung dengan akses informasi cepat.
Discomgoogolation sendiri merupakan gabungan dari Discombobulate yang artinya frustasi atau bingung. Sementara kata 'googolation' konon diambil dari istilah googling atau mencari informasi lewat mesin pencari Google.
Kemudahan yang ditawarkan dunia broadband telah menciptakan budaya baru yaitu jawaban instan (melalui mesin cari di internet). Sebuah galaksi informasi yang hanya perlu satu kali klik, dan membuat manusia sangat tergantung.
Efek fisik yang ditimbulkan dari Discomgoogolation ini juga tak main-main. Cukup mengejutkan melihat efek stress yang dibawa penyakit ini aktivitas otak dan tekanan darah meningkat karena terisolir dari internet.
Kecanduan Internet Ganggu Kesehatan dan Rumah Tangga
Secara tidak sadar, sebagian orang menganggap internet sebagai kebutuhan primer bagi hidupnya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang termasuk kedalam golongan addict atau kecanduan.
Walau kecanduan disini belum bisa didefinisikan sebagai 'penyakit', namun menurut Dr. Diane M. Wieland dari Perspectives in Psychiatric Care, kecanduan Internet dapat berdampak buruk terhadap kehidupan si pecandu.
Selama ini Wieland telah menangani beberapa pasien yang digolongkan sebagai mereka yang kecanduan Internet. "Bila dilihat dari rata-ratanya, saya pikir 5 hingga 10 persen dari keseluruhan pengguna Internet pernah mengalami kecanduan Internet," paparnya.
Menghabiskan waktu yang terlalu lama dan ke'gilaan' terhadap Internet dianggap Wieland dapat merusak hubungan seseorang dengan lingkungan keluarganya, terlebih bagi mereka yang sudah menikah. "Obsesi dan menghabiskan waktu didepan komputer dapat memberikan keretakan dalam kehidupan nyata dan bisa mengarah ke perceraian," jelas Dr. Wieland.
Hal tersebut dipaparkan Wieland menurut pengalamannya menangani mereka yang memiliki perilaku menyimpang dan merusak rumah tangganya. "Kontak di cyberspace dapat mengakibatkan gangguan bagi hubungan seseorang, misalnya dengan melakukan hubungan virtual yang mampu dijajaki hingga hubungan seks virtual (cybersex,-red)," jelas Wieland.
Kecanduan internet juga dapat mengakibatkan seseorang menunjukkan perilaku 'menagih' yang disebut dengan 'cyber shakes'. Hal itu ditunjukkan dengan keresahan yang berlebihan dikala offline dan melakukan gerakan jemari yang terlihat seperti mengetik keyboard, walaupun saat tidak didepan komputer.
Selain itu, kecanduan internet juga dianggap tidak baik bagi kehidupan sosial seseorang. Pasalnya, kecanduan Internet dapat menurunkan aktifitas sehari-hari dan menyebabkan seseorang jauh dari interaksi sosial didunia luar.
Menurut Jerald, kecanduan internet memiliki cakupan tiga hal: kecanduan judi, kecanduan pornografi, dan kecanduan komunikasi lewat teks atau chatting. Jenis kecanduan ini memiliki 4 komponen, yaitu kecanduan, penarikan diri, toleransi pada teknologi, dan adanya efek samping.
Para pecandu internet ini memiliki toleransi pada teknologi yang membuat mereka ingin selalu memiliki teknologi terbaru baik itu perangkat lunak maupun perangkat keras. Sedangkan sebagai efek samping, para pecandu ini akan terasing secara sosial dan mengalami tingkat kepenatan yang tinggi akibat duduk di depan komputer yang terlalu lama.
DISCOMGOOGOLATION, PENYAKIT KECANDUAN INTERNET
Berdasarkan studi yang dilakukan terus menerus, kini psikolog mengungkapkan sebuah penyakit baru terkait dengan perilaku kecanduan internet. Menurut studi, para penderita terindikasi ketergantungan internet ini menyandang 'penyakit' baru dengan istilah 'Discomgoogolation'.
Istilah ini didefinisikan sebagai perasaan stress dan kegelisahan saat tak bisa segera terhubung dengan akses informasi cepat.
Discomgoogolation sendiri merupakan gabungan dari Discombobulate yang artinya frustasi atau bingung. Sementara kata 'googolation' konon diambil dari istilah googling atau mencari informasi lewat mesin pencari Google.
Kemudahan yang ditawarkan dunia broadband telah menciptakan budaya baru yaitu jawaban instan (melalui mesin cari di internet). Sebuah galaksi informasi yang hanya perlu satu kali klik, dan membuat manusia sangat tergantung.
Efek fisik yang ditimbulkan dari Discomgoogolation ini juga tak main-main. Cukup mengejutkan melihat efek stress yang dibawa penyakit ini aktivitas otak dan tekanan darah meningkat karena terisolir dari internet.
Kecanduan Internet Ganggu Kesehatan dan Rumah Tangga
Secara tidak sadar, sebagian orang menganggap internet sebagai kebutuhan primer bagi hidupnya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang termasuk kedalam golongan addict atau kecanduan.
Walau kecanduan disini belum bisa didefinisikan sebagai 'penyakit', namun menurut Dr. Diane M. Wieland dari Perspectives in Psychiatric Care, kecanduan Internet dapat berdampak buruk terhadap kehidupan si pecandu.
Selama ini Wieland telah menangani beberapa pasien yang digolongkan sebagai mereka yang kecanduan Internet. "Bila dilihat dari rata-ratanya, saya pikir 5 hingga 10 persen dari keseluruhan pengguna Internet pernah mengalami kecanduan Internet," paparnya.
Menghabiskan waktu yang terlalu lama dan ke'gilaan' terhadap Internet dianggap Wieland dapat merusak hubungan seseorang dengan lingkungan keluarganya, terlebih bagi mereka yang sudah menikah. "Obsesi dan menghabiskan waktu didepan komputer dapat memberikan keretakan dalam kehidupan nyata dan bisa mengarah ke perceraian," jelas Dr. Wieland.
Hal tersebut dipaparkan Wieland menurut pengalamannya menangani mereka yang memiliki perilaku menyimpang dan merusak rumah tangganya. "Kontak di cyberspace dapat mengakibatkan gangguan bagi hubungan seseorang, misalnya dengan melakukan hubungan virtual yang mampu dijajaki hingga hubungan seks virtual (cybersex,-red)," jelas Wieland.
Kecanduan internet juga dapat mengakibatkan seseorang menunjukkan perilaku 'menagih' yang disebut dengan 'cyber shakes'. Hal itu ditunjukkan dengan keresahan yang berlebihan dikala offline dan melakukan gerakan jemari yang terlihat seperti mengetik keyboard, walaupun saat tidak didepan komputer.
Selain itu, kecanduan internet juga dianggap tidak baik bagi kehidupan sosial seseorang. Pasalnya, kecanduan Internet dapat menurunkan aktifitas sehari-hari dan menyebabkan seseorang jauh dari interaksi sosial didunia luar.
Langganan:
Postingan (Atom)